Mendapatkan gelar ‘DIVA’ bukanlah sesuatu hal yang mudah. Diperlukan prestasi yang spektakuler dan membangakan untuk itu. Dengan banyaknya penghargaan yang diterima Rossa, tak heran jika banyak yang menyebutnya sebagai salah satu Diva Indonesia.
Namun wanita yang disapa Ocha itu selalu menganggap jika dirinya bukan diva. Dengan rendah hati dia belum pantas dianggap seperti itu. Padahal di Malaysia, pelantun Memeluk Bulan di usulkan menjadi Diva ASEAN (Association of Southeast Asian Nations). Alasannya, lagu-lagu dari album Rossa kerap menjadi hits di beberapa negeri tetangga seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam dan Filipina.
Penganugerahan gelar Diva ASEAN itu terjadi ketika ia tengah menggelar show di Stadiun Putra Bukit Jalil Malaysia baru-baru ini oleh Perdana Menteri Malaysia.
“Ya, karena saya bersyukur tidak semua artis diberi gelar ini. Memang tangung jawab berat, musti menjaga performance. Padahal tantangan kedepan pasti lebih berat. Saya harus selalu buat gebrakan baru”, katanya kepada SP.
Oleh karena itulah, dalam setiap penampilan, baik konser tunggal atau pergelaran besar, Ocha butuh persiapan yang lama, yakni setahun. Untuk konser di Malaysia, ia menyiapkan segala sesuatu sejak delapan bulan sebelumnya. Konser yang tiket konsernya dijual seharga 50 Ringgit hingga 1.500 Ringgit itu ditonton oleh 12.000 Orang.
Pemilik nama lengkap Sri Rossa Roslaina Handiyani itu menilai, jumlah penonton di konsernya, melebihi konser dari penyanyi Malaysia sendiri. Ia dinilai mengalahkan artis-artis di Negeri Jiran. Penampilan Ocha juga ditonton dan mendapatkan penghargaan langsung dari Istri Perdana Menteri Malaysia.
“Penggemar saya memang di mulai anak-anak hingga orang tua, dari rakyat biasa hingga kalangan kerajaan. Tetapi kalau dikukuhkan sebagai Diva ASEAN, saya bersyukur dan beruntung sekali mendapatkannya sebagai perwakilan dari Indonesia. Hanya orang-orang tertentulah yang mungkin bisa mendapatkan gelar seperti itu”, ungkap alumnus FISIP Universitas Indonesia itu.
Ia menilai kalau konser tunggal ditonton sedikit orang berarti tidak berhasil, bahkan dianggap gagal. Kesuksesan itu butuh waktu yang lama.
3 Oktober 2010